Langkah-Langkah Pemeriksaan SDIDTK di Posyandu yang Perlu Diketahui Orang Tua
ACEH UTARA — Pemeriksaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) anak merupakan salah satu kegiatan penting yang rutin dilakukan di Posyandu. Sayangnya, masih banyak orang tua yang belum memahami secara utuh bagaimana proses pemeriksaan ini berlangsung dan mengapa sangat vital untuk tumbuh kembang buah hati mereka.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin S.K.M., M.Kes., melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Samsul Bahri, S.K.M., M.K.M., menjelaskan bahwa SDIDTK bertujuan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung secara optimal sejak usia dini.
"Ini menjadi bagian dari deteksi dini terhadap gangguan tumbuh kembang anak agar bisa segera ditangani," kata Samsul kepada media ACEH ONE, Jumat (20/6/2025).
Langkah pertama dalam pemeriksaan SDIDTK di Posyandu adalah penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Petugas kesehatan mencatat data tersebut dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) sebagai acuan awal untuk menilai pertumbuhan anak apakah sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
Tahapan berikutnya adalah pengukuran lingkar kepala dan lingkar lengan atas (LILA). Menurut Samsul Bahri, pengukuran ini penting untuk mendeteksi kemungkinan adanya gizi buruk, stunting, atau gangguan neurologis yang dapat mempengaruhi perkembangan otak anak.
Setelah pengukuran fisik, anak akan menjalani skrining perkembangan sesuai kelompok usia. Petugas akan memberikan sejumlah pertanyaan kepada orang tua dan mengamati kemampuan anak dalam empat aspek utama: motorik kasar, motorik halus, komunikasi, serta sosial-kemandirian. Setiap indikator perkembangan ini memiliki peran dalam menentukan apakah anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap usianya.
Bila ditemukan keterlambatan perkembangan, langkah selanjutnya adalah intervensi dini. "Kami akan menyarankan agar orang tua membawa anak ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap untuk ditindaklanjuti. Semakin dini intervensi dilakukan, semakin besar peluang keberhasilan pemulihan," kata Samsul.
Selain pemeriksaan fisik dan perkembangan, Posyandu juga memberikan stimulasi sederhana kepada anak, seperti bermain edukatif, latihan gerak, atau interaksi verbal dengan petugas dan sesama anak. Aktivitas ini bertujuan untuk melatih respons anak terhadap rangsangan dari luar.
Samsul Bahri menekankan pentingnya peran aktif orang tua dalam proses ini. Orang tua diharapkan tidak hanya membawa anak ke Posyandu secara rutin, tetapi juga memperhatikan hasil pemeriksaan dan menjalankan saran dari petugas kesehatan di rumah. “Kami berharap orang tua benar-benar menjadi mitra aktif dalam menjaga dan memantau tumbuh kembang anak,” ungkapnya.
Petugas juga akan memberikan edukasi gizi untuk mendukung pertumbuhan anak. Misalnya, menyarankan pola makan seimbang, memberikan ASI eksklusif, serta pemberian MPASI yang sesuai dengan usia anak. “Gizi yang baik menjadi pondasi utama tumbuh kembang yang sehat,” tambahnya.
Langkah penting lainnya adalah pencatatan hasil pemeriksaan. Semua data perkembangan anak dicatat dalam buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), yang menjadi dokumentasi penting untuk melihat riwayat dan progres anak dari waktu ke waktu.
Samsul Bahri mengimbau kepada masyarakat agar tidak mengabaikan layanan Posyandu. Pemeriksaan SDIDTK yang dilakukan secara rutin setiap bulan dapat menjadi alat skrining yang sangat efektif sebelum gangguan tumbuh kembang anak menjadi masalah serius.
Dengan adanya pemeriksaan SDIDTK di Posyandu, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara berharap dapat menurunkan angka stunting dan gangguan perkembangan anak secara signifikan. “Ini adalah upaya preventif yang murah, mudah, dan berdampak besar bagi masa depan anak-anak kita,” tutup Samsul.[]
Advertorial
