Sosialisasi SDIDTK Masif Dilakukan Dinkes Aceh Utara Hingga Tingkat Gampong


ACEH UTARA
— Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Utara melalui Puskesmas-Puskemas terus menggencarkan sosialisasi kegiatan Stimulasi, Deteksi Dini, dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) secara masif hingga ke tingkat gampong. Upaya ini dilakukan sebagai langkah strategis dalam mendeteksi dan mencegah potensi gangguan tumbuh kembang anak sejak dini, terutama di wilayah-wilayah pedesaan dan terpencil.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM., M.Kes., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan generasi sehat dan berkualitas. “Sosialisasi SDIDTK kami lakukan secara menyeluruh hingga ke pelosok gampong agar para orang tua, kader posyandu, dan tenaga kesehatan memahami pentingnya deteksi dini tumbuh kembang anak,” ujarnya, Senin (23/6/2025).

Menurut Jalaluddin, pendekatan masif ini dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari pelatihan kader, kunjungan ke posyandu, hingga penyuluhan langsung kepada masyarakat. Hal ini bertujuan agar tidak ada anak yang luput dari pemantauan tumbuh kembang secara berkala. “Kami ingin memastikan semua balita mendapatkan layanan yang sesuai standar, termasuk stimulasi dan intervensi bila ditemukan keterlambatan tumbuh kembang,” tambahnya.

Hingga pertengahan tahun 2025, Dinkes Aceh Utara telah menjangkau lebih dari 700 gampong dengan kegiatan sosialisasi SDIDTK. Program ini juga melibatkan lintas sektor seperti dinas pendidikan, perangkat desa, dan organisasi kemasyarakatan agar jangkauannya lebih luas dan tepat sasaran.

Jalaluddin mengakui bahwa tantangan terbesar dalam pelaksanaan SDIDTK adalah keterbatasan pemahaman masyarakat tentang pentingnya deteksi dini. Oleh karena itu, pihaknya menekankan strategi edukasi berkelanjutan melalui media lokal dan pertemuan rutin dengan masyarakat. “Kami tidak bisa hanya mengandalkan tenaga kesehatan. Kader dan tokoh masyarakat juga kami libatkan agar pesan SDIDTK ini sampai ke rumah-rumah warga,” jelasnya.

Selain itu, pihak Dinkes juga memperkuat sistem pencatatan dan pelaporan SDIDTK dari puskesmas ke dinas, agar data yang terkumpul dapat dianalisis secara menyeluruh untuk menentukan langkah intervensi. Dengan demikian, setiap anak yang terindikasi memiliki masalah perkembangan dapat segera ditangani secara cepat dan tepat.

Jalaluddin juga menekankan bahwa keberhasilan program ini tidak lepas dari kolaborasi semua pihak. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh kepala puskesmas, tenaga medis, dan kader yang telah bekerja keras dalam menjalankan kegiatan sosialisasi ini di lapangan. “Tanpa kerja sama dan semangat dari semua elemen, mustahil kita bisa menjangkau seluruh gampong,” katanya.

Ia berharap, melalui upaya ini, angka stunting dan keterlambatan perkembangan anak di Aceh Utara dapat ditekan secara signifikan. “SDIDTK bukan hanya soal deteksi dini, tapi juga investasi masa depan anak-anak kita. Kalau mereka tumbuh sehat dan cerdas, maka masa depan Aceh Utara pun akan lebih baik,” pungkas Jalaluddin.

Dinkes Aceh Utara menargetkan bahwa pada akhir tahun 2025, seluruh anak usia balita di kabupaten tersebut telah mendapatkan pemeriksaan SDIDTK minimal dua kali dalam setahun. Upaya ini sejalan dengan misi besar pemerintah untuk menciptakan generasi emas Indonesia 2045 yang sehat secara fisik dan mental.

Dengan terus mendorong sosialisasi hingga ke tingkat gampong, Dinas Kesehatan Aceh Utara optimis bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak akan meningkat. Ke depan, program ini akan terus diperkuat baik dari sisi SDM, anggaran, maupun dukungan kebijakan lintas sektor.[]

Advertorial

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru