Tekan Angka Keterlambatan Tumbuh Kembang Anak, Dinkes Aceh Utara Lakukan Intervensi
ACEH UTARA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh Utara terus berupaya menekan angka keterlambatan tumbuh kembang anak di wilayahnya melalui berbagai langkah intervensi kesehatan. Berdasarkan data terbaru, sekitar 3,8 persen anak di Aceh Utara mengalami keterlambatan dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan, yang mencakup fisik, kognitif, bahasa, maupun sosial-emosional.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM., M.Kes., melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Samsul Bahri, SKM., M.K.M., menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan intervensi langsung ke lapangan dengan mengaktifkan layanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) di seluruh puskesmas. Program ini menyasar anak usia 0-6 tahun dengan memanfaatkan tenaga kesehatan dan kader terlatih.
“Kami fokus pada pencegahan dini. Bila keterlambatan terdeteksi lebih awal, maka peluang pemulihannya lebih besar. Itu sebabnya SDIDTK sangat penting sebagai alat skrining dan edukasi bagi orang tua,” ujar Samsul Bahri, Jumat 25 Juli 2025.
Intervensi yang dilakukan Dinkes meliputi pelatihan petugas puskesmas dan kader Posyandu untuk mengenali tanda-tanda keterlambatan tumbuh kembang, pemeriksaan rutin di Posyandu, serta penyuluhan kepada keluarga. Layanan ini juga ditingkatkan dengan sistem rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan bagi anak yang membutuhkan terapi lebih lanjut.
Selain itu, Dinkes Aceh Utara mendorong kolaborasi lintas sektor, termasuk Tim Penggerak PKK dan Dinas Pendidikan, untuk memperkuat pemantauan tumbuh kembang di tingkat desa. Dengan adanya 852 desa di Aceh Utara, keterlibatan semua elemen masyarakat dianggap krusial dalam memperluas jangkauan layanan SDIDTK.
Menurut Samsul, banyak kasus keterlambatan tumbuh kembang tidak disadari oleh orang tua karena kurangnya informasi. Oleh sebab itu, edukasi menjadi salah satu fokus utama agar para orang tua memahami pentingnya fase emas pertumbuhan anak dan rutin melakukan pemantauan tumbuh kembang.
Dalam pelaksanaannya, Dinkes juga menyediakan media bantu seperti KKA (Kartu Kembang Anak) dan alat skrining sederhana. Semua data hasil deteksi dikumpulkan dan dianalisis untuk dijadikan dasar perencanaan program di tahun-tahun mendatang.
“Kami berharap dengan langkah-langkah ini, angka 3,8 persen dapat ditekan secara bertahap. Setiap anak Aceh Utara berhak tumbuh optimal dan sehat, serta mendapat akses terhadap layanan kesehatan berkualitas sejak dini,” tambahnya.
Dinkes Aceh Utara menegaskan bahwa keberhasilan program ini membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk tokoh masyarakat dan keluarga. Intervensi bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab bersama untuk masa depan generasi Aceh Utara.
Dengan semangat kolaboratif dan berorientasi pada hasil jangka panjang, upaya intervensi tumbuh kembang anak di Aceh Utara terus digencarkan. Pemerintah daerah berharap upaya ini dapat mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.[]
ADVERTORIAL