Peran PKK dan Kader Kesehatan Desa Vital dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak di Aceh Utara


ACEH UTARA
– Upaya meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak di Kabupaten Aceh Utara terus diperkuat melalui keterlibatan aktif para kader kesehatan desa dan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK). Mereka menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dini gangguan perkembangan anak melalui program Stimulasi, Deteksi Dini, dan Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK).

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM., M.Kes., Rabu (25/6/2025), menyampaikan bahwa kader kesehatan dan anggota PKK memiliki peran strategis di lini paling bawah dalam sistem layanan kesehatan anak. "Mereka yang paling dekat dengan keluarga dan ibu-ibu balita. I caseni menjadikan mereka ujung tombak yang sangat efektif dalam memantau tumbuh kembang anak sejak dini," ujarnya.

Menurut Jalaluddin, kader yang tersebar di seluruh gampong menjadi mitra utama petugas Puskesmas dalam mendeteksi masalah pertumbuhan seperti keterlambatan bicara, berat badan kurang, atau gangguan motorik pada anak usia dini. Mereka telah dibekali pelatihan dasar SDIDTK agar bisa mengenali tanda-tanda awal gangguan perkembangawn.

Dinkes Aceh Utara, lanjutnya, telah bekerja sama dengan TP-PKK tingkat kabupaten hingga desa untuk menyinergikan peran kader dalam kegiatan Posyandu. Melalui sinergi ini, program deteksi dini dapat menjangkau lebih banyak anak balita, terutama di wilayah terpencil dan sulit akses.

“Pemeriksaan SDIDTK kini rutin dilakukan dalam rangkaian kegiatan Posyandu yang melibatkan kader dan pengurus PKK desa. Saat balita datang untuk imunisasi atau penimbangan, mereka juga langsung dicek aspek tumbuh kembangnya. Ini efisien dan sangat membantu,” ungkap Jalaluddin.

Ia menambahkan, keterlibatan PKK dalam promosi kesehatan juga sangat penting. Para ibu kader mampu memberikan penyuluhan dan edukasi yang mudah dipahami kepada sesama ibu rumah tangga, sehingga kesadaran untuk membawa anak ke Posyandu meningkat.

Salah satu keberhasilan nyata dari pendekatan ini, sebut Jalaluddin, adalah meningkatnya cakupan deteksi dini anak balita dalam dua tahun terakhir. Di beberapa kecamatan, jumlah anak yang diintervensi secara dini meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Program ini juga berdampak pada pencegahan stunting. Dengan deteksi dini, masalah gizi buruk dan gangguan perkembangan dapat diketahui lebih cepat dan ditangani sebelum menjadi kronis. Hal ini sejalan dengan program nasional percepatan penurunan stunting yang dicanangkan pemerintah.

“Jika kita menunggu sampai anak masuk PAUD atau SD untuk mengenali keterlambatan tumbuh kembang, itu sudah terlalu lambat. Karena itu, peran kader sangat penting untuk mengawal sejak anak berusia di bawah lima tahun,” tegas Jalaluddin.

Selain pelatihan bagi kader dan PKK, Dinkes juga menyediakan alat bantu seperti Kartu Kembang Anak dan formulir screening SDIDTK yang mudah digunakan. Kegiatan ini turut didampingi oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas agar prosesnya berjalan sesuai standar.

Kehadiran kader yang berasal dari komunitas sendiri juga membuat proses pendampingan lebih personal dan diterima oleh masyarakat. Masyarakat merasa lebih nyaman menyampaikan kekhawatiran tentang tumbuh kembang anak kepada sesama warga yang mereka kenal.

Jalaluddin menekankan bahwa penguatan peran kader dan PKK dalam deteksi dini merupakan investasi jangka panjang. "Kesehatan anak adalah fondasi masa depan. Kita ingin anak-anak Aceh Utara tumbuh optimal, cerdas, dan sehat. Dan itu dimulai dari desa, dari peran ibu-ibu hebat ini," pungkasnya.

Advertorial

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru