Dinkes Aceh Utara Ajak Orang Tua Aktif Pantau Tumbuh Kembang Anak
ACEH UTARA — Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara terus mendorong keterlibatan aktif orang tua dalam memantau tumbuh kembang anak melalui program Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). Langkah ini dinilai krusial untuk menjamin kualitas kesehatan anak sejak usia dini sebagai investasi jangka panjang menuju generasi Aceh Utara yang sehat dan cerdas.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM., M.Kes, melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Samsul Bahri, SKM., M.K.M., menjelaskan bahwa pemantauan tumbuh kembang anak tidak hanya menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan, tetapi juga harus melibatkan orang tua sebagai pihak terdekat yang memahami kondisi anak setiap hari.
“Kami mengajak seluruh orang tua di Aceh Utara untuk lebih aktif memantau perkembangan anak di rumah. Tumbuh kembang yang optimal harus dipastikan sejak dini, karena ini akan sangat menentukan kualitas hidup anak di masa depan,” ujar Samsul Bahri, Rabu (23/7/2025).
Ia menambahkan, program SDIDTK yang dilakukan Dinkes Aceh Utara sudah menjangkau berbagai pelosok melalui puskesmas dan posyandu. Namun, peran keluarga sangat penting dalam mendukung deteksi dini terhadap gangguan pertumbuhan fisik, motorik, bicara, maupun sosial-emosional anak.
Menurutnya, para kader posyandu dan tenaga kesehatan hanya bertemu anak sebulan sekali. Sementara itu, orang tua memiliki akses setiap hari untuk mengamati apakah ada perubahan pada pola makan, perilaku, atau aktivitas anak yang bisa menjadi indikator gangguan tumbuh kembang.
Dinkes Aceh Utara juga telah menyediakan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) sebagai panduan sederhana bagi orang tua dalam mencatat dan menilai tumbuh kembang buah hati mereka. Dengan buku ini, orang tua dapat mendeteksi keterlambatan perkembangan sejak dini dan segera melaporkannya ke fasilitas kesehatan terdekat.
Samsul Bahri mengungkapkan, deteksi dini sangat penting karena semakin cepat ditemukan gangguan, maka intervensi pun bisa segera dilakukan. Penanganan di usia dini terbukti lebih efektif dalam mencegah dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan kemampuan belajar anak.
Selain edukasi langsung di posyandu, Dinkes Aceh Utara juga melakukan kampanye melalui media sosial dan kerja sama lintas sektor, termasuk PKK, sekolah, dan tokoh masyarakat agar pemantauan tumbuh kembang menjadi gerakan bersama. Upaya ini bertujuan membentuk ekosistem yang mendukung tumbuh kembang anak secara holistik.
“Kami berharap masyarakat tidak menganggap enteng keterlambatan bicara atau anak yang kurang aktif. Semua hal itu harus ditindaklanjuti. Jangan tunggu parah, karena pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan,” tegasnya.
Melalui komitmen ini, Dinkes Aceh Utara ingin memastikan bahwa seluruh anak memiliki kesempatan tumbuh secara optimal, sehat, dan sejahtera. Kunci utamanya, kata Samsul Bahri, adalah sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan orang tua yang peduli.[]
ADVERTORIAL