Kader Posyandu Bangga Bisa Bantu Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang


ACEH UTARA
– Peran kader Posyandu dalam menjaga kesehatan anak di tingkat Gampong semakin krusial, khususnya dalam mendeteksi dini gangguan tumbuh kembang. Di Kabupaten Aceh Utara, para kader merasa bangga bisa terlibat langsung dalam program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) yang digalakkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

Salah satu kader yang aktif menjalankan perannya adalah Juliani, kader Posyandu asal Kecamatan Tanah Jambo Aye. Ia mengaku merasa terhormat bisa membantu mengenali tanda-tanda awal gangguan tumbuh kembang pada anak usia dini di desanya. “Kami merasa sangat berarti karena bisa ikut menjaga masa depan anak-anak lewat pemantauan kesehatan yang rutin,” ungkapnya.

Juliani menyebutkan bahwa pelatihan yang diberikan oleh Dinkes Aceh Utara sangat bermanfaat. Ia kini mampu mengisi Kartu Kembang Anak (KKA), mengenali gejala keterlambatan motorik, bicara, maupun sosial anak, serta memberikan edukasi langsung kepada orang tua. “Dulu kami hanya mendampingi penimbangan, sekarang kami benar-benar berperan dalam pemantauan tumbuh kembang,” tambahnya.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM., M.Kes., melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Samsul Bahri, SKM., M.K.M., menyampaikan bahwa kader Posyandu adalah ujung tombak keberhasilan SDIDTK di lapangan. Mereka menjadi jembatan antara pelayanan kesehatan formal dan masyarakat.

“Kader seperti Juliani sangat membantu. Mereka dekat dengan masyarakat dan bisa memantau langsung kondisi anak di desa-desa. Dengan 852 desa di Aceh Utara, keterlibatan kader sangat menentukan keberhasilan program,” ujar Samsul Bahri, Selasa 22 Juli 2025.

Menurutnya, keterlambatan tumbuh kembang dapat dicegah jika terdeteksi lebih awal. Untuk itu, kader dibekali dengan pengetahuan dan alat bantu sederhana agar mampu melakukan skrining dasar serta menyampaikan informasi yang benar kepada para orang tua.

Juliani mengaku senang ketika melihat anak-anak yang awalnya menunjukkan gejala keterlambatan akhirnya dapat berkembang normal setelah diberikan rujukan atau intervensi sejak dini. “Itu yang membuat kami semangat. Kami merasa usaha kami tidak sia-sia,” katanya.

Selain melakukan deteksi dini, para kader juga aktif mendorong orang tua agar membawa anak secara rutin ke Posyandu. Mereka memberikan pemahaman bahwa pemantauan tumbuh kembang sama pentingnya dengan imunisasi dan penimbangan berat badan.

Dinkes Aceh Utara menyatakan akan terus memperkuat kapasitas kader dengan pelatihan berkala dan pendampingan dari puskesmas. Program ini akan terus disinergikan dengan sektor lain seperti PKK dan pendidikan anak usia dini.

Dengan semangat kader seperti Juliani, Dinas Kesehatan Aceh Utara optimistis angka keterlambatan tumbuh kembang anak dapat ditekan. Keterlibatan masyarakat dalam menjaga tumbuh kembang anak membuktikan bahwa kesehatan anak adalah tanggung jawab bersama.[]

ADVERTORIAL

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru