Layanan SDIDTK Terintegrasi dengan Imunisasi dan Gizi, Ini Strategi Aceh Utara
ACEH UTARA — Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui Dinas Kesehatan terus memperkuat layanan kesehatan anak dengan mengintegrasikan program Stimulasi, Deteksi Dini, dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) dengan layanan imunisasi dan gizi balita di Posyandu. Strategi ini dinilai efektif dalam mempercepat upaya deteksi dan intervensi tumbuh kembang anak sejak usia dini.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM., M.Kes., melalui Kabid Kesehatan Masyarakat, Samsul Bahri, S.K.M., M.K.M., Rabu (16/7/2025), menjelaskan bahwa integrasi ketiga layanan tersebut bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat terhadap layanan kesehatan anak yang lebih menyeluruh. “Kita tidak hanya fokus pada satu aspek, tapi semua menyatu: tumbuh kembang, imunisasi, dan pemenuhan gizi. Ini bagian dari layanan holistik yang menyasar anak usia 0-6 tahun,” ujarnya.
Menurut Samsul, Posyandu dipilih sebagai lokasi utama karena perannya sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar yang sudah dekat dengan masyarakat. Setiap kunjungan ke Posyandu kini tidak hanya untuk menimbang dan imunisasi, tetapi juga dilakukan skrining tumbuh kembang serta edukasi gizi. “Satu kali datang, tiga layanan langsung didapat. Ini efisiensi sekaligus peningkatan mutu layanan,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa kader Posyandu dan tenaga kesehatan di Puskesmas telah mendapatkan pelatihan teknis tentang pelaksanaan SDIDTK. Dinas Kesehatan Aceh Utara memastikan semua kader memahami indikator tumbuh kembang anak, cara menggunakan alat skrining, serta kapan harus melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan jika ditemukan masalah perkembangan.
Selain itu, dalam strategi ini juga dilakukan penguatan pencatatan dan pelaporan. Setiap hasil deteksi dini dicatat dalam buku KIA dan sistem informasi puskesmas agar dapat dimonitor secara berkesinambungan. "Data menjadi kunci agar kita tahu kondisi anak-anak di setiap desa, sehingga kebijakan bisa tepat sasaran," ungkap Samsul Bahri lagi.
Integrasi layanan ini juga turut didukung oleh sinergi lintas sektor, termasuk TP-PKK, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong, serta sektor pendidikan PAUD. Menurut Jalaluddin, pendekatan kolaboratif ini diperlukan karena tumbuh kembang anak merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya sektor kesehatan.
“Peran orang tua juga sangat penting. Karena itu, setiap sesi Posyandu kami manfaatkan untuk memberikan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya stimulasi di rumah, pola makan bergizi, dan menjaga jadwal imunisasi,” ujarnya.
Dari evaluasi awal yang dilakukan Dinas Kesehatan, integrasi layanan ini telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Jumlah anak yang disaring tumbuh kembangnya meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, kasus keterlambatan perkembangan yang berhasil diintervensi dini juga mengalami peningkatan.
Samsul Bahri menekankan bahwa strategi ini akan terus dikembangkan dan diperluas cakupannya hingga ke seluruh desa di Aceh Utara. “Kita ingin semua anak Aceh Utara memiliki kesempatan tumbuh sehat dan optimal. Karena itu, layanan terintegrasi ini akan menjadi model standar ke depan,” tegasnya.
Melalui pendekatan yang menyatukan SDIDTK, imunisasi, dan gizi, Pemerintah Aceh Utara berharap dapat mewujudkan generasi emas yang sehat, cerdas, dan siap bersaing. Strategi ini merupakan bentuk nyata komitmen daerah dalam melindungi dan menyiapkan masa depan anak-anak sejak usia dini.[]
Advertorial