Wujudkan Generasi Sehat, Dinkes Aceh Utara Ajak Masyarakat di 27 Kecamatan Dukung SDIDTK


ACEH UTARA
– Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui Dinas Kesehatan terus mendorong penguatan program Stimulasi, Deteksi Dini, dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK). Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.K.M., M.Kes, mengajak seluruh lapisan masyarakat di 27 kecamatan untuk aktif mendukung program ini demi mewujudkan generasi yang sehat dan menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.

Menurut Jalaluddin, keterlibatan masyarakat sangat penting dalam pelaksanaan SDIDTK. Ia menegaskan bahwa program ini tidak hanya menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan, tetapi perlu dukungan menyeluruh, mulai dari orang tua, kader Posyandu, hingga aparatur desa. “Deteksi dini harus dilakukan secara menyeluruh agar tidak ada anak yang terlewatkan dari pemantauan tumbuh kembang,” ujarnya, Senin (28/7/2025).

SDIDTK merupakan salah satu strategi yang diterapkan Dinkes Aceh Utara untuk memastikan tumbuh kembang anak berjalan optimal. Program ini meliputi stimulasi perkembangan, deteksi gangguan secara dini, serta intervensi untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Jalaluddin menyebut bahwa pelaksanaan program ini telah menjangkau hampir seluruh desa melalui Posyandu dan kegiatan terpadu lintas sektor.

“Anak-anak adalah aset masa depan. Jika mereka sehat, cerdas, dan kuat sejak dini, maka kita sudah menyiapkan pondasi pembangunan yang kokoh untuk Aceh Utara,” kata Jalaluddin. Ia menambahkan, angka stunting di Aceh Utara masih menjadi perhatian, sehingga langkah preventif melalui SDIDTK menjadi sangat relevan dan mendesak.

Dalam pelaksanaan program ini, Dinas Kesehatan menggandeng berbagai mitra, termasuk organisasi wanita seperti PKK, serta para guru PAUD, untuk memperkuat edukasi dan pendampingan kepada orang tua. Edukasi tentang pentingnya gizi seimbang, pola asuh yang baik, serta rutinitas stimulasi di rumah menjadi materi utama dalam berbagai sosialisasi yang digelar di desa-desa.

Jalaluddin juga menyampaikan bahwa pihaknya terus meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan kader Posyandu melalui pelatihan rutin. Tujuannya agar mereka mampu melakukan skrining tumbuh kembang secara akurat dan merujuk anak dengan gangguan ke layanan yang tepat. “Kita ingin semua kader paham apa yang harus dilakukan saat menemukan masalah pada anak,” jelasnya.

Data terakhir Dinkes Aceh Utara menunjukkan bahwa sekitar 3,8 persen anak di wilayah tersebut mengalami keterlambatan tumbuh kembang. Jalaluddin menilai angka ini bisa ditekan jika semua pihak kompak dan rutin memanfaatkan layanan yang tersedia, khususnya di Posyandu dan fasilitas kesehatan tingkat pertama.

Selain itu, ia menekankan bahwa pemerintah desa memiliki peran penting dalam mendukung program ini melalui penganggaran dana desa untuk kegiatan SDIDTK, seperti penyediaan alat deteksi, makanan tambahan, serta pelatihan kader. “Kebijakan tingkat desa harus mendukung program nasional, karena dampaknya langsung ke anak-anak kita,” ujarnya.

Plt. Kadinkes itu pun mengajak para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk turut menyuarakan pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak dalam setiap kesempatan, baik di meunasah, balai pertemuan, maupun saat acara adat. Ia yakin, pendekatan budaya dan sosial dapat mempercepat kesadaran kolektif masyarakat.

Dengan komitmen yang kuat dan sinergi lintas sektor, Dinas Kesehatan Aceh Utara optimis program SDIDTK akan menjadi garda terdepan dalam menciptakan generasi sehat, bebas stunting, dan siap menghadapi masa depan. “Ini bukan hanya program kesehatan, ini adalah investasi untuk Aceh Utara di masa depan,” tutup Jalaluddin.[]

ADVERTORIAL

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru