Layanan Gizi RSU Cut Meutia Aceh Utara: Ketika Konsultasi Gizi Menjadi Fondasi Kesehatan Jangka Panjang


ACEH UTARA - Di banyak fasilitas kesehatan, layanan gizi masih kerap dipahami sebatas saran pola makan. Namun di Rumah Sakit Umum (RSU) Cut Meutia Aceh Utara, Poliklinik Gizi berkembang menjadi ruang konsultasi klinis yang menyentuh beragam aspek kesehatan, mulai dari malnutrisi hingga penyakit kronis yang membutuhkan tata laksana gizi khusus.

Dua dokter gizi klinik—dr. Nur Fardian, M.Gizi., Sp.G.K dan dr. Nurhayati M Rasyid, Sp.G.K—diperkenalkan sebagai tenaga spesialis yang menangani layanan gizi setiap hari Jumat dan Senin, masing-masing.

Direktur RSU Cut Meutia, dr. Syarifah Rohaya, Sp.M, mengatakan hadirnya dokter-dokter gizi klinik ini menjadikan layanan gizi di RSUCM lebih komprehensif, terutama bagi pasien dengan penyakit metabolik dan kronis yang membutuhkan pendampingan jangka panjang.

“Gizi klinik bukan sekadar memilih menu makanan. Ini bagian dari terapi medis. Banyak pasien dengan diabetes, penyakit jantung, ginjal, hingga kanker yang kondisinya sangat dipengaruhi oleh pola makan. Karena itu, layanan gizi harus dikelola oleh tenaga ahli,” ujar Syarifah.

Panduan Gizi untuk Berbagai Kondisi Kesehatan

Poliklinik Gizi RSUCM memberikan pelayanan yang mencakup terapi medik gizi dan edukasi kepada pasien, meliputi:
 Malnutrisi (kurang atau kelebihan nutrisi)
 Penyakit jantung, hipertensi, dan stroke
 Penyakit endokrin seperti diabetes melitus
 Penyakit autoimun
 Gangguan makan dan masalah saluran cerna
 Penyakit paru
 Gagal ginjal akut maupun kronis
 Kanker
 Gizi anak, ibu hamil & menyusui, serta gizi usia lanjut
 Pemulihan gizi pasca operasi
 Perencanaan kehamilan
 Dan berbagai kondisi lain yang membutuhkan intervensi gizi klinis

Menurut Syarifah, peningkatan kasus penyakit kronis dan metabolik di Aceh Utara membuat layanan gizi klinik menjadi kebutuhan mendesak. “Pasien yang ditangani dokter gizi memiliki kebutuhan nutrisi yang tidak bisa disamaratakan. Setiap keputusan harus berbasis data medis, analisis laboratorium, dan kondisi klinis pasien. Karena itu kehadiran dua dokter spesialis gizi klinik sangat strategis bagi mutu pelayanan RSUCM,” lanjutnya.

Permintaan Tinggi, Edukasi Menjadi Prioritas

Di ruang tunggu Poliklinik Gizi, antrean pasien tak hanya datang dari kelompok rentan penyakit metabolik. Banyak pula masyarakat umum yang ingin berkonsultasi soal berat badan, pola makan, hingga persiapan kehamilan.

Syarifah menyebut edukasi gizi kini menjadi bagian penting dari upaya pencegahan penyakit. “Kami ingin masyarakat semakin sadar bahwa gizi yang baik bukan hanya saat sudah sakit, tetapi harus dimulai jauh sebelum itu,” katanya.

Untuk mempermudah pasien, Poliklinik Gizi RSU Cut Meutia dibuka secara terjadwal:
 dr. Nur Fardian, M.Gizi., Sp.G.K – setiap hari Jumat
 dr. Nurhayati M Rasyid, Sp.G.K – setiap hari Senin

Syarifah menegaskan bahwa RSUCM terus memperkuat layanan yang berbasis ilmu pengetahuan dan bukti ilmiah. “Kami ingin RSU Cut Meutia menjadi tempat masyarakat Aceh Utara mendapatkan layanan gizi yang bisa benar-benar mengubah kualitas hidup mereka,” pungkasnya. [Adv]
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru