Dinkes Aceh Utara Perkenalkan 4 Indikator Tumbuh Kembang Anak yang Bisa Dideteksi Sejak Dini
ACEH UTARA – Tumbuh kembang anak merupakan aspek penting yang harus mendapat perhatian serius dari orang tua dan lingkungan sekitar. Perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional anak sejak usia dini sangat menentukan kualitas kehidupannya di masa depan. Untuk itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Jalaluddin, SKM., M.Kes., mengingatkan pentingnya mengenali indikator tumbuh kembang anak sedini mungkin agar deteksi dan intervensi bisa dilakukan tepat waktu.
Menurut Jalaluddin, ada empat indikator utama dalam tumbuh kembang anak yang bisa dijadikan acuan dasar dalam pemantauan rutin, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, kemampuan komunikasi, dan perilaku sosial-emosional. “Empat indikator ini harus dipantau secara berkala, terutama pada usia 0 sampai 5 tahun, karena merupakan masa emas perkembangan otak dan fisik anak,” ujarnya.
Indikator pertama adalah pertumbuhan fisik, yang meliputi berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak. Jalaluddin menyebutkan bahwa pemantauan bisa dilakukan melalui kegiatan Posyandu dan pelayanan kesehatan dasar. “Orangtua bisa mengetahui apakah anak mengalami stunting atau tidak hanya dengan mencatat grafik pertumbuhannya. Ini penting agar intervensi gizi bisa segera diberikan,” tambahnya.
Yang kedua adalah perkembangan motorik, baik motorik kasar seperti merangkak dan berjalan, maupun motorik halus seperti memegang benda kecil dan menggambar. Keterlambatan dalam aspek ini bisa menjadi sinyal awal adanya gangguan neurologis atau sensorik. “Jika anak usia 1 tahun belum bisa berdiri atau belum bisa menggerakkan tangan dengan seimbang, maka harus segera dikonsultasikan ke dokter atau tenaga kesehatan,” jelas Jalaluddin, Jumat (13/6/2025).
Indikator ketiga ialah kemampuan komunikasi dan bahasa, baik secara verbal maupun nonverbal. Anak yang tidak merespons panggilan, belum bisa menyebut kata sederhana di usia 2 tahun, atau menunjukkan kesulitan menyusun kalimat, dapat mengindikasikan adanya gangguan dalam perkembangan bicara. “Pemahaman bahasa dan kemampuan berbicara sangat krusial. Ini juga berkaitan erat dengan interaksi sosial anak nantinya,” kata Jalaluddin.
Sementara itu, indikator keempat adalah perilaku sosial dan emosional. Anak yang memiliki kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, sering tantrum secara berlebihan, atau tidak menunjukkan rasa empati, perlu mendapat perhatian khusus. “Keseimbangan emosional dan kemampuan bersosialisasi sangat penting bagi adaptasi anak di lingkungan sekitarnya, termasuk saat memasuki usia sekolah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Jalaluddin menekankan bahwa semua indikator ini saling berkaitan dan tidak boleh diabaikan. “Misalnya, masalah gizi yang menyebabkan stunting akan berdampak pada lambatnya perkembangan motorik dan kemampuan belajar. Karena itu pendekatannya harus holistik dan lintas sektor,” terang dia.
Ia juga menyarankan agar para orang tua aktif membawa anak ke Posyandu setiap bulan dan memanfaatkan layanan konseling tumbuh kembang yang tersedia di puskesmas. Tenaga kesehatan di tingkat desa, seperti bidan dan kader kesehatan, juga telah dibekali kemampuan untuk melakukan skrining awal terhadap gangguan tumbuh kembang.
Selain itu, Dinas Kesehatan Aceh Utara juga sedang menggalakkan program deteksi dini stunting dan gangguan perkembangan melalui kolaborasi dengan sektor pendidikan dan PKK. “Kami ingin agar para guru PAUD dan kader PKK juga memahami indikator ini, karena mereka adalah ujung tombak yang berhadapan langsung dengan anak-anak dan keluarganya,” ujar Jalaluddin.
Jalaluddin kemudian menyampaikan bahwa upaya meningkatkan kualitas generasi masa depan dimulai dari kesadaran kolektif untuk menjaga tumbuh kembang anak sejak dini. “Tidak cukup hanya gizi, tapi stimulasi, kasih sayang, dan lingkungan yang sehat juga sangat berperan,” tutupnya.
Dengan pemahaman yang baik mengenai empat indikator tersebut, masyarakat diharapkan lebih tanggap dan responsif dalam mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Pemerintah daerah pun terus berkomitmen memperkuat layanan kesehatan dasar demi mencetak generasi Aceh Utara yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Advertorial